Nilai Jelek, Haruskah Marah?
Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Ada hal yang membuat Bunda tersipu ketika menerima raport Kak Ifa dua minggu lalu. Ustazah berkata sangat hati-hati saat menyampaikan ada beberapa nilai Kak Ifa yang tidak memuaskan. Mungkin wajah Bunda kelihatan galak kali ya. Takut Kak Ifa bakal dimarahi kalau nilainya jelek, wkwk. Padahal mah Bunda udah taubat lama masalah akademis, dan sudah bukan jadi prioritas lagi buat keluarga kami.
Bunda dan ayah hanya saling melirik mendengarkan penjelasan ustazah. Sesampainya di rumah saat kami mengecek nilai-nilai di dalam map yang diserahkan oleh ustazah. Terbahaklah kami berdua melihat nilai-nilai Kak Ifa. Ada beberapa nilai yang memang bisa dibilang hancur banget.
Lalu kami teringat penjelasan ustazah kalau kak Ifa suka nggak sabaran saat mengerjakan tes. Di kelas Kuttab Awal 2C, ustazah masih membantu membacakan soal-soal tes. Namun kak Ifa suka nggak sabar menunggu Ustazah karena merasa sudah bisa membaca. Dan ketika diminta menunggu, Kak Ifa malah manyun.
Akhirnya dibiarkanlah oleh ustazah. Toh Kak Ifa sudah bisa membaca dengan lancar, mungkin begitu maksud Ustazah. Baru setelah dikoreksi, hiyaaa.. jawaban yang diisikan Kak Ifa banyak yang salah.
Ketika di rumah, kami mencoba review tes-tes tersebut. Kami bacakan dengan pelan-pelan, ternyata kak Ifa bisa lo menjawab dengan benar! Hmmm, PR nih buat kami untuk mengajarkan Kak Ifa kalau membaca nggak asal cepat, tapi juga harus benar dan paham.
Back to masalah nilai jelek, buat kami nilai adalah sekedar angka. Nilai ini bisa naik turun. Bahkan hanya karena nervous saja, anak yang biasanya pintar bisa mendapat nilai yang jelek. Padahal nilai hariannya bisa jadi sangat bagus.
Maka Bunda dan Ayah sudah nggak terlalu memusingkan soal nilai dan peringkat di raport. Yang terpenting kami harus mengajarkan bahwa untuk mencapai nilai bagus, maka penting untuk belajar dengan giat, kerjakan dengan jujur, tidak boleh mencontek dan yang terpenting jangan lupa mengucapkan basmallah sebelum mengerjakan tes.
Nilai baik tidak akan menggambarkan akhlak seorang anak telah sempurna. Begitu pula nilai buruk bukan sebagai penanda akhlak anak pun buruk. Tujuan pendidikan dan pengasuhan yang terpenting adalah menumbuhkembangkan fitrah-fitrah baik di dalam diri anak sehingga mereka melejit menjadi anak saleh-saleha yang bisa memberikan manfaat kepada sesama.
Memberikan apresiasi terhadap pencapaian anak sekecil apapun jauh lebih berharga daripada memarahi mereka atas nilai-nilai jelek yang didapat. Sedangkan nilai-nilai tersebut masih bisa dikoreksi di kemudian hari.
Kalau parents yang lain gimana, termasuk tim yang marah-marah atau woles saja lihat anak dapat nilai jelek?
Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
No comments for " Nilai Jelek, Haruskah Marah?"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Jangan lupa tinggalkan komentar, tapi mohon tidak menyisipkan link hidup.
Salam Peradaban,
Bunda Marita