Buku Mengalihkan Dunia Mbak Ifa
Assalammualaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
Selain gerakannya
yang cukup aktif, gaya belajar visual dan audio juga bisa aku temukan di diri
mbak Ifa. Semakin usianya bertambah, mbak Ifa mulai bisa diam cukup lama ketika
dihadapkan pada tumpukan buku. Meski belum bisa membaca, mbak Ifa sangat
tertarik dengan buku. Dia bisa duduk dengan tenang hingga tiga puluh menitan
hanya untuk membuka halaman demi halaman, menikmati gambar demi gambar yang ada.
Jika ada
pertanyaan yang muncul di kepalanya, ia akan membawa bukunya kepadaku atau
ayahnya dan meminta penjelasan. Ia mendengarkan setiap penjelasan yang kami
sampaikan dengan baik. Jika jawaban kami belum memuaskan, mbak Ifa akan terus
bertanya hingga rasa ingin tahunya terpuaskan.
Karena belum
bisa membaca, maka kekuatan mendengarkan cerita menjadi andalan mbak Ifa. Ia
bisa mengingat cerita dari hampir semua koleksi bukunya hanya dengan
mendengarkan cerita yang ayah dan bundanya bacakan. Biasanya ketika sedang
berada di motor denganku, dia akan menceritakan ulang hal-hal yang dibacakan
ayahnya. “Kata ayah to bun, awan itu ada banyak jenisnya lo,” misalnya seperti
itu.
Aku memang
mengenalkan buku kepada mbak Ifa dan Affan sejak baby. Bahkan Affan kenal buku jauh
lebih cepat dari kakaknya. Tentu saja. Ketika Ifa baby, aku belum mengenal
buku-buku paketan, aku baru mengenal buku-buku eceran biasa dan buku kain. Baru
ketika usianya menjelang tiga tahun, aku mulai mengoleksi beberapa buku
paketan, yang sampai sekarang belum selesai juga wishlist-nya, hehe. Sedangkan
Affan sejak lahir jebrol, koleksi mini library kami Alhamdulillah sudah cukup
terisi.
Satu hal yang
pernah membuatku takjub ketika mbak Ifa berusia tiga tahunan, mbak Ifa bisa
mengambil buku Halo Balita sesuai judul yang dia inginkan tanpa melihat gambar
sampulnya. Bukunya kan ditata sedemikian rupa sehingga hanya terlihat tulisan
judul di sampingnya dan sampul depannya tidak tampak. Saat itu mbak Ifa belum
bisa membaca huruf dan angka satu pun. Maka saat itu aku berkeyakinan bahwa dia
menghafal susunan hurufnya karena sering dibacakan buku-buku tersebut.
Mengingat metode pelatihan membaca untuk baby yang saat itu aku tahu sistemnya
pun seperti itu. Anak bisa tahu kata demi kata karena melihat susunannya yang
berbeda-beda. Itulah salah satu kekuatan gaya belajar visual yang aku temukan
di diri mbak Ifa.
Lucunya untuk
urusan visual, mbak Ifa lebih tertarik dengan buku dibandingkan video. Ketika
dulu masih punya gadget time dan diperbolehkan menonton YouTube, mbak Ifa nggak
pernah bisa menonton video hingga selesai. Jarang sekali. Biasanya baru
beberapa menit sudah langsung diganti ke video yang baru. Sejak kecil pun
seperti itu, setiap kali aku mengajaknya menonton video kisah nabi atau
film-film edukasi, dia jarang sekali betah hingga film selesai. Lha wong nonton
Frozen aja nggak bisa anteng, padahal dia sendiri yang minta diputarkan.
Apalagi nonton film di bioskop. Terakhir kali nonton film di bioskop, mbak Ifa
malah naik turun tangga mengikuti Affan yang nggak bisa diam juga, hehe.
Dari
pengamatanku hingga hari ini, hanya buku yang bisa mengalihkan dunia mbak Ifa.
Jadi kalau aku sudah kelelahan menanggapi keaktifan mbak Ifa, salah satu
triknya yaitu “baca buku yuk mbak.” Dia
pun nggak kuasa menolak ajakan tersebut dan segera memilih beberapa buku. Ya, meski
aku tahu nggak mungkin dia puas dengan hanya dibacakan satu buku. Setidaknya
aku dan ayahnya bisa selonjoran lah, meski mulutnya pegel juga setelah itu,
hehe. Tapi bukankah masa-masa ini yang nanti kami rindukan?
Wassalammualaikum
warohmatullahi wabarokatuh.
NB: Maaf ya fotonya pakai koleksi lama, selain
nggak sempat ambil gambar. HP sedang diservis, jadi semakin tidak memungkinkan
mengabadikan momen-momen penting beberapa hari ini.
#hariketujuh
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#kuliahBunSayIIP
Enak yaa, masih kecil suda menyukai buku :)
ReplyDeleteWah, lebih tertarik sama buku daripada gadget, hehe. Bagus dong ^^
ReplyDelete