Bye-bye Gadget!
Assalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Wah, meski penuh rapelan, Alhamdulillah wa syukurillah game level 3
Bunda Sayang bisa terselesaikan dengan baik. Di level ini, bunda dan mbak Ifa
belajar banyak lo. Melejitkan kecerdasan ternyata tidak hanya tentang bagaimana
orangtua melejitkan potensi putra-putrinya, namun juga mendidik dirinya sendiri
dan ikut serta melejitkan potensi diri. Raise your kids, raise yourself.
Di akhir level 3 ini, bunda mau berbagi cerita tentang perjalanan mbak
Ifa untuk istiqomah tidak menyentuh gadget selama kurang lebih dua minggu ini.
Ada beberapa catatan kesehatan dari mbak Ifa yang akhirnya membuat ayah dan
bunda memutuskan untuk konsultasi kepada dokter spesialis anak.
Bunda dan ayah sempat kebingungan menentukan DSA mana yang tepat untuk
berkonsultasi tentang kesehatan mbak Ifa ini. Akhirnya setelah berdiskusi kami
memutuskan mencari dokter anak sub spesialis tumbuh kembang. Namun,
kebingungan kami belum berakhir.
Referensi kami tidak cukup banyak tentang dokter anak sub spesialis tumbuh
kembang. Akhirnya bunda mulai tanya-tanya deh ke beberapa teman, ternyata
banyak yang merekomendasikan untuk datang ke dr. Fitri Hartanto, Sp. A (K).
Awalnya ragu-ragu, karena kami ingin mencari dokter wanita. Namun
setelah salah satu teman bunda yang dokter juga menyarankan hal yang sama
ditambah testimony tentang keramahan dan asyiknya diajak konsultasi, segera deh
bunda cari tahu jadwal prakteknya. Ternyata dokter Fitri praktek di dua tempat;
RS Hermina Pandanaran dan RSIA Kusuma Pradja. Akhirnya kami memilih yang lebih
dekat dari rumah; RSIA Kusuma Pradja.
Ternyata panjang sekali antriannya. Bahkan kami sudah berangkat setelah
isya, sampai di lokasi tidak langsung dipanggil. Kalau nggak salah saat itu
kami mendapat nomor antrian 30. Alhamdulillah akhirnya tiba juga giliran kami. Dokter Fitri bertanya beberapa
hal, mbak Ifa juga sempat diperiksa fisiknya. Di akhir konsultasi, dokter Fitri
tidak memberikan resep apapun, resepnya cuma
satu; mbak Ifa harus lebih banyak distimulasi di semua sisi kecerdasannya –
cocok banget kan dengan PR bunda saat ini di kelas Bunda Sayang dan mbak Ifa harus
dijauhkan sama sekali dengan gadget atau pun televisi.
Alhamdulillah televisi sudah nggak ada sama sekali di rumah kami, PR
besarnya yaitu gadget, terutama handphone. Selama ini sebenarnya mbak Ifa juga nggak
kecanduan gadget sih, cuma kami memang masih memberikan screen time buat mbak
Ifa setiap hari Sabtu dan Minggu selama 30 menit. Biasanya mbak Ifa menggunakan
screen time nya untuk menonton video Tayo atau tutorial slime di YouTube.
Namun ternyata berdasarkan analisa dan konsultasi dengan dokter Fitri, screen time pun sama sekali harus dihilangkan. Itu artinya mbak Ifa harus dadah bye-bye sama sekali dengan gadget. Wah, waktu mendengar ini bunda dan ayah cukup deg-degan. Bisa nggak ya, tantrum nggak ya. Eh, ternyata mbak Ifa luar biasa. Mbak Ifa sangat bisa diajak kerja sama. “Jadi aku nggak boleh pinjam HP sama sekali bun biar mataku sehat ya, terus sel otakku jadi sambungannya semakin banyak ya kalau aku baca buku dan main di luar, main sama Affan juga?”
Bunda mengiyakan semua pertanyaan mbak Ifa. Sejak hari Kamis, 4 Januari
2018 hingga hari tulisan ini dibuat, 20 Januari 2018, mbak Ifa sama sekali
tidak menyentuh gadget. Bahkan saat hari Kamis, 18 Januari 2018 yang lalu, mbak
Ifa harus ikut ayah kerja beberapa jam karena bunda masih ada kelas blogging,
mbak Ifa mengatasi rasa bosannya dengan bermain dan lari-lari. Sama sekali
tidak meminta gadget. Bunda jadi terharu. Mbak Ifa bener-bener semangat mau
jadi anak sehat.
Sejak lepas gadget sama sekali, mbak Ifa jadi tambah rajin baca buku. PR besarnya justru di bunda, seain harus selalu cari ide kegiatan buat menyalurkan energi mbak Ifa, bunda justru yang masih susah lepas dari gadget. Padahal
bunda sudah janji ke mbak Ifa waktu ditanya, “terus nanti kalau bunda pegang hp,
aku ngapain dong? Kalau main sama Affan terus ya bosan, kan Affan belum bisa
diajak main banyak-banyak.” Saat itu awalnya bunda jawab, “ya, mbak Ifa main di
luar to sama temannya.”
Mbak Ifa melanjutkan kembali protesnya saat itu, “la kalau sudah
waktunya masuk ke rumah?” Bunda pun meyakinkan mbak Ifa saat itu, “ya, kalau
pas ada mbak Ifa, bunda nggak main HP, kita main bareng dan baca buku bareng
ya.” Namun kenyataannya sampai hari ini mbak Ifa masih sering protes ke bunda, “iih,
bunda tuh nggak asyik kok, katanya nggak pegang HP terus kalau aku di rumah.
Mau main sama aku. Aku kan jadi bosan.”
Berkali-kali deh bunda kena jewer mbak Ifa. Bunda nggak boleh mengkambinghitamkan
pekerjaan dan beberapa urusan untuk kasus ini. Yang harus diperbaiki tentu saja
manajemen gadget bunda, kapan boleh pegang HP dan tidak. Bener deh, soal gadget ini, ungkapan “raise
your kids, raise yourself” mengena banget buat bunda. Ini malah bukan bunda
yang mengingatkan mbak Ifa, malah bunda yang diingatkan terus sama mbak Ifa.
Makasih ya nak… dan terima kasih sudah istiqomah.
Wassalammualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
#tantangan_hari_kelimabelas
#game_level_3
#kelasbunsayIIP3
#kita_bisa
#melejitkankecerdasan
#kita_bisa
#melejitkankecerdasan
#bundasayang
#familyproject
No comments for "Bye-bye Gadget!"
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Jangan lupa tinggalkan komentar, tapi mohon tidak menyisipkan link hidup.
Salam Peradaban,
Bunda Marita